Sejarah Togel Atau Lotre Di Indonesia

 

Tablo reader up chevron

Chapter 1

Sejarah Lotre atau undian di  Indonesia punya latar belakang sejarah panjang, setidak-tidaknya sudah ada sejak zaman penjajah Belanda. Pada umumnya, dulu perjudian selalu terkait dengan dunia malam dan hiburan. Di bawah kekuasaan Belanda di Indonesia, judi berlangsung dengan sebuah ordonansi yang dikeluarkan residen setempat. Kapan terjadinya pertama kali dilakukannya lotre atau undian?.

 

Lotre atau undian yang dilakukan di Indonesia tidak ada yang mengetahui kapan detail waktunya acara ini diselenggarakan pertama kali, akan tetapi dari yang kami ketahui Lotre dilakukan pada jaman penjajahan jepang sekitar tahun 1942-1945. Pada masa penjajahan jepang, petinggi jepang berusaha untuk merubah perekonomian yang ada di Indonesia dengan cara melakukan lotre atau undian dengan nama Oendian Oeang Djawa Gunseikanbu (undian uang).

Pertama Kali Togel Atau Lotre Dikenal Di Indonesia

Yang melakukan hal ini atau yang bertanggung jawab adalah salah satu petinggi kepala tentara jepang yang ada di pulau jawa pada masa itu, dari yang kami ketahui penarikan undian tersebut dilakukan pada tanggal 3 bulan 10 tahun 2604 (penanggalan Showa Jepang, yang dalam tahun Masehi adalah 1944) dan total hadiah adalah 125.000 Gulden dengan hadiah pertama 30.000. Setelah putaran ke 6 penarikan undian tersebut tidak diketahui lagi kapan berakhir undian uang tersebut dihilangkan dari Indonesia, tapi bisa diperkirakan ketika tentara jepang ditarik mundur dari negara indonesia ketika kejadian bom Hiroshima dan Nagasaki.

 

Setelah Oendian Oeang Djawa Gunseikanbu hilang dari Indonesia, pada tahun 1960-an diadakan kembali perjudian dalam bentuk lotre. Pada zaman tersebut dikenal dengan nama lotre buntut. Pada masa itu , di Bandung ada lotre yang disebut dengan Toto Raga sebagai upaya pengumpulan dana mengikuti pacuan kuda. Sedangkan di Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin muncul undian lotre dengan nama Toto dan Nalo ( Nasional Lotre ). Karena lotre buntut merusak moral masyarakat Indonesia dan  masuk dalam kategori subversi, pada tahun 1965 presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno mengeluarkan Keppres No 113 tahun 1965. 

 

Selepas jabatan presiden pertama yaitu Ir. Soekarno yang digantikan oleh Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto dari masa jabatan 12 Maret 1967 - 21 Mei 1998. Pada masa orde baru inilah lotre di Indonesia menjadi berkembang, pada tahun 1968, PEMDA Surabaya mengeluarkan lotre dengan nama LOTTO ( Lotre Totalisator ) PON ( Pekan Olahraga Nasional ) Surya yang tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan olahraga, hanya berdasarkan undian. Tujuannya dibangun LOTTO di surabaya untuk menghimpun dana bagi PON VII yang akan diselenggarakan di Surabaya tahun 1969.

 

Di Yogyakarta juga ada namanya toto dengan nama Toto KONI, namun pada tahun 1974 Toto KONI dihapus yang pada saat itu diselenggarakan oleh Ong Ging Ging atau lebih dikenal dengan nama Onggo Hartono. Hal yang membuat Toto KONI ditutup adalah karena mengedarkan sampai ke pelosok daerah dan tidak adanya pengawasan yang melakukan pembelian untuk kupon tersebut, hingga membuat para mahasiswa terus menentang Toto KONI ini. 

 

Setelah Toto KONI di tutup, pada masa pemerintahan saat itu melalui Menteri Sosial Mintaredja mulai memikirkan kembali sebuah gagasan untuk menjalankan FORECAST sebagai bentuk undian tanpa menimbulkan ekses judi. Butuh waktu yang cukup lama pada untuk memikirkannya dalam studi banding. Setelah studi banding selama 2 tahun penyelenggaraan FORECAST Inggris dilaksanakan dengan bentuk sederhana dan tidak menimbulkan ekses judi. Selain itu, perbandingan yang didapatkan dari pihak penyelenggara tebakan adalah 40%, pihak pemerintah 40% dan bagi si pemenang hadiah 20% dari total hadiah yang ada pada saat itu. Namun itu semua masih dalam rencana untuk menjalankan FORECAST.

 

Lalu pada tahun 1976, setelah meminta penilaian lagi dari Kejaksaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara ( BAKIN) dan Departemen Dalam Negeri, rencana DEPSOS untuk menyelenggarakan FORECAST tidak dapat tantangan dan merencanakan pembagian hasil 50% untuk penyelenggara, 30% untuk pemerintah dan 20% bagi si pemenang. Namun rencana ini masuk belum terlaksana, karena presiden Soeharto masih bersikap hati-hati dan meminta untuk dipelajari lebih dalam lagi. Dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk melaksanakan undian FORECAST ini.

 

Memang sejarah lotre, undian serta perjudian di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang dan menerima banyak tentangan dari mahasiswa-mahasiswa pada waktu itu, hingga pada tanggal 28 desember 1985 kupon berhadiah PORKAS sepak bola diresmikan, diedarkan dan dijual. Kupon PORKAS beredar hanya sampai tingkatan kabupaten saja dan anak-anak di bawah usia 17 tahun dilarang keras untuk menjual, mengedarkan serta membelinya.

 

Kupon Porkas ini terdiri dari 14 kolom dan diundi seminggu sekali, setelah 14 grup sepak melakukan 14 pertandingan. Jadwal pertandingan ditentukan oleh PSSI dari jadwal di dalam dan luar negeri. Hadiah yang didapatkan untuk kupon PORKAS tahun 1985 dengan menenak senilai Rp 300 dengan menebak team yang mana Menang (M), Seri (S) dan Kalah (K). Seorang penebak jitu dari 14 kesebelasan tersebut akan mendapatkan hadiah Rp 100 juta pada waktu itu.

 

Penarikan PORKAS pertama kali dilakukan pada tanggal 11 Januari 1986 sampai dengan akhir Februari ditahun yang sama. Dana bersih yang dikumpulkan dari penyelenggaraan PORKAS ini mencari Rp 1 Milyar. Pada pertengahan tahun 1986 PORKAS sudah memiliki yayasan dan melakukan sistem pembelian di loket, untuk para distributor, agen dan sub agen yang terbukti melakukan penyimpangan akan langsung dipecat oleh Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS), dan yayasan tersebut adalah sebuah yayasan yang juga mengelola Undian Tanda Sumbangan Berhadiah.

 

Terjadi perubahan untuk PORKAS pada akhir tahun 1987, yang semula bernama PORKAS diganti dengan nama Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) dan bersifat lebih realistis ketimbang PORKAS. Dalam SOB ada dua macam kupon yang tentunya berbeda dari kupon PORKAS sebelumnya, sebagai berikut :

 

  • Kupon pertama : yang berisi tidak lagi tentang menebak Menang, Seri, Kalah seperti PORKAS. Akan tetapi kupon ini juga menyediakan skor akhir pertandingan, skor babak pertama dan skor babak kedua.
  • Kupon kedua : berisi tentang tentang tebakan sepak bola (siapa yang menang) dan Huruf (Over atau Under)

     

Itulah kupon SOB sebagai pengganti kupon PORKAS pada akhir tahun 1987. 

 

Pada pertengahan tahun 1988 kupon SOB dan TSSB (Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah) menimbulkan dampak negatif. Pada tanggal 1 januari 1989 SOB dan TSSB dihentikan dan diganti dengan permainan baru yaitu Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). Ada 2 jenis kupon dan hadiah dari SDSB yaitu : 

  • Kupon A : Kupon seharga Rp 5.000 dengan hadiah Rp 1 Miliar
  • Kupon B : Kupon Seharga Rp 1.000 dengan hadiah Rp 3,6 juta

Kedua kupon ini ditarik seminggu sekali setiap hari minggu malam pada pukul 00:00 WIB, dan penjualan ditutup pada pukul 21:00 WIB atau 3 jam sebelum pengundian dilakukan. Kupon yang diedarkan sebanyak 30 juta lembar kupon.

 

Pada awalnya pengundian untuk SDSB diadakan seminggu sekali, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan menjadi berkembang, maka pengundian dilakukan 1 minggu 2 kali dilakukan pada tiap minggu malam pukul 00:00 WIB dan rabu malam dengan waktu yang sama

 

Pada waktu itu, untuk pengundian disiarkan melalui radio bahkan sempat ditayangkan melalui saluran siaran Televisi yaitu stasiun televisi TVRI. Untuk penutupan penjualan kupon ini resmi dan agen-agen SDSB, dilakukan pada pukul 21:00 WIB atau 3 jam sebelum pengundian dilaksanakan.

 

Untuk para pemenang yang ingin mengambil hadiahnya mereka bisa langsung pergi kepada agen resmi di kota masing-masing. Akan tetapi jika hadiah yang mereka dapatkan lumayan cukup besar maka mereka harus menunggu beberapa hari, apalagi jika mendapatkan hadiah utamanya, sang pemenang harus rela ke Jakarta. 

 

Pada tanggal 25 November 1993, pemerintah mencabut dan membatalkan pemberian izin untuk pemberlakuan SDSB tahun 1994. Lotre SDSB di Indonesia berakhir setelah sebelumnya didahului berbagai demonstrasi mahasiswa anti-SDSB.

 

Itulah perjalanan sejarah lotre yang ada di Indonesia pertama kali hingga akhirnya pemerintah Indonesia menutup dan melarang keras aktifitas apapun yang terkait dengan perjudian yang ada di Indonesia sekarang ini

 

Artikel Lainnya > Togel Singapore

 

Comment Log in or Join Tablo to comment on this chapter...
~

You might like asiatogel's other books...